Senin, 24 September 2012

Ke Jogja itu ga kan lengkap kalau ga lihat museum perjuangannya..Museum dirgantara tentunya..
Museum ini terletak di kawasan Pangkalan TNI Angakata Udara, harga tiket masuknya Rp.3000 per orang, (dan pastikan kalau berada di kawasan ini harus SOPAN karena penjaganya TENTARA, dan WAJIB dipastikan motor AND ,lengkap, kalau ga.....HHMMMMmmm  mending ga jadi aja, pengawasanya KETAT  jadi ID card wajib ada n di tinggal), untuk jam buka dari pagi sampai jam 2 siang..






Walau pun letaknya agak tersembunyi di dalam kompleks TNI AU , Akan tetapi akses menuju tempat ini sangatlah mudah. Karena hanya berjarak sekitar 200m dari jalan utama Janti (Ring Road timur) Jogjakarta. Dimana jalan ini banyak dilintasi oleh kendaraan umum, baik bus (antar kota maupun dalam kota) atau kendaraan umum lainnya.


Menurutku kolesi museum ini bisa di bilang lengakap, antara lain : koleksi peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI Angkatan Udara.
Di dalam museum ini, dapat dilihat pesawat-pesawat dan benda sejarah dalam perjuangan TNI Angkatan Udara, sejak perang kemerdekaan sampai saat ini. Selain itu bisa dilihat pula diorama dari satelit Palapa dan kapal ruang angkasa Challenger, yang mengorbitkan satelit tersebut. 
Musium ini dibagi menjadi enam ruang yaitu RuangUtama, Ruang Kronologi I dan II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat Dirgantara.

a. Ruang Utama
Di ruang ini di pajang  Beberapa foto Mantan Pimpinan TNI – AU , Antara lain: Laksamana Udara suryadi Pimpinan TNI – AU (Kepala stafmTRI AU tahun1946 – 1962), Laksamana Udara Omar Dani (Mentri Panglima Angkatan Udarta tahun 1962 – 1965), Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima Angkatan Udara 1965 – 1966), Laksamana Muda Udara Roesmin Nurjadin ( Menteri Panglima angkatan udara tahun 1966 – 1969, Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1969 – 1973, Marsekal TNI Saleh Baasarah (Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1973 – 1976). Selain foto-foto tersebut, diruang ini juga di pamerkan Lambang – Lambang dan Motto dari korps TNI-AU antara lain: Swa Bhuwana adalah lambang TNI angkatan Udara, yang artinya sayap Tanah Air, Pataka Komando Opearesi TNI AU (Koopsau), Dengan Motto: Abhibuti Antarikhse Artinya : keunggulan di udara adalah tujuan utama, Pataka Komando Panduan tempur Udara (Kopatdara) Dengan Motto : Nitya Smakta Maarwati SarwabayaArtinya : senantias siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya, Pataka komando pertahanan Udara (Kohadud) Dengan Motto nya Surakhsita Nabhastata yang artinya : Udara yang di pertahankan dengan baik


Bapak AURI
Kepala Staf TNI




b. Ruang Kronologi I dan II 
Di Ruang ini pengunjung bisa melihat diorama sejarah dan dokumen-dokumen semasa zaman Proklamasi Kemerdekaan, pembentukan AURI, Serangan Udara Pertama terhadap Semarang-Salatiga-Ambarawa, Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun, Operasi Lintas Udara, Pembentukan Skadron AURI tahun 1950, Penumpasan DI/TII-PRRI/Permesta-Trikora-Dwikora, Operasi Non Militer TNI AU, hingga Operasi Penumpasan sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.
c.Ruang Alutsista
Di ruang ini dapat di lihat peralatan tempur TNI-AU, antara lain : rudal antipesawat, senjata PSU (penangkis serangan udara) dan beberapa senapan yang dipakai oleh pasukan Indonesia yang melawan Belanda waktu itu. Beberapa pesawat, dirancang bisa dinaiki oleh pengungjung. Tentu saja secara statis, tidak diterbangkan. Jadi siapapun bisa langsung tahu keadaan di dalam pesawat, dan teknologi yang sudah ada saat itu. jenis Tu-16 yang terletak di pelataran museum. Ada juga pesawat PBY-5A Catalina dan UF 1 Albatros IR-0117. Catalina buatan AS masuk ke jajaran Skadron V Lanud Abdulrachman Saleh pada 1950. AURI mendapatkan delapan Catalina bekas pakai AU Hindia Belanda sebagai realisasi Konferensi Meja Bundar, 1949.

Sementara Albatros, pesawat amfibi angkut sedang buatan AS juga masuk ke dalam jajaran Skadron V Intai Laut AURI- Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1955. AURI membeli sebanyak delapan pesawat dari AS, Selain, ketiga pesawat, di halaman masih ditempatkan rudal pertahanan udara jarak sedang SA-75 buatan Soviet alat ini sempat digunakan sebagai salah satu senjata untuk mempertahankan Ibu Kota.






D.RUANG DIORAMA
Diruang ini Terdapat beberapa Diorama Antara lain: Deorama penerbangan pertama pesawat merah putih, Diorama peristiwa 29 juli 1947, Diorama setelah penerbangan pertama, Diorama Trikora, Diorama Satelit (SKSD) Palapa.
HHHHmmmmmmm, saking banyaknya yang mau di ceritain ampe bingung mau nulis apa lagi...
Untuk lebih lengkapnya sebaiknya langsung aja kunjungi museum ini...




0 komentar :

Posting Komentar